Nama
: Verawati
Kelas
: 3 EB 22
NPM
: 28210356
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2 (softskill)
TUGAS 1
Penalaran Deduktif adalah proses
penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang khusus
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut
Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai dari
hal-hal umum, mengarah kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih
rendah.
Secara mendetailnya, penalaran
deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum,
yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali
dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu
harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya
dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks
penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk
memahami suatu gejala. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme.
Penarikan kesimpulan
deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.
1. Penarikan simpulan
secara langsung
Simpulan secara
langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu
prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan secara
langsung:
a. Semua S adalah P.
(premis)
Sebagian P adalah S.
(simpulan)
Contoh: Semua manusia
mempunyai rambut. (premis)
Sebagian yang mempunyai rambut
adalah manusia. (simpulan)
b. Semua S adalah P.
(premis)
Tidak satu pun S
adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Semua pistol
adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak satu pun pistol adalah
senjata tidak berbahaya. (simpulan)
c. Tidak satu pun S
adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P.
(simpulan)
Contoh: Tidak seekor
pun gajah adalah jerapah. (premis)
Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)
d. Semua S adalah P.
(premis)
Tidak satu-pun S
adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun tak P
adalah S. (simpulan)
Contoh: Semua kucing
adalah berbulu. (premis)
Tidak satu pun kucing adalah takberbulu. (simpulan)
Tidak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)
2. Penarikan simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan
simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua
premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah
premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat
khusus.
Jenis penalaran deduksi
dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu
proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
- Semua manusia akan
mati
Ani adalah manusia
Jadi, Ani akan mati.
(simpulan)
- Semua manusia
bijaksana
Semua dosen adalah
manusia
Jadi, semua dosen
bijaksana. (simpulan)
b. Entimen
Entimen adalah
penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
- Proses fotosintesis
memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak
ada sinar matahari
Pada malam hari tidak
mungkin ada proses fotosintesis.
- Semua ilmuwan adalah
orang cerdas
Anto adalah seorang
ilmuwan.
Jadi, Anto adalah
orang cerdas.
Jadi, dengan demikian
silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat
dijadikan silogisme.
Referensi :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/analisis-penalaran-deduktif/
http://fardhinisabila.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar