Nama : Verawati
Kelas : 3 EB 22
NPM : 28210356
Adalah suatu penalaran yang menggunakan sifat tertentu dalam membuat suatu pernyataan yang sifatnya tertentu sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang bersifat umum.
Hipotesa adlaah kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta lebih lanjut
V Analogi Induktif
Analogi Induktif adalah emikiran yang mengelompokan suatu kesamaan lalu kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Tujuanya adalah untuk meramalkan kesamaan, menyingkapkan kekeliruan, menyusun sebuah klasifikasi.
Contoh :
Vera adalah bintang iklan
Vera memiliki paras cantik
Nita adalah bintang iklan
http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/induksi-dan-deduksi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/penalaran-deduktif-dan-induktif-7/
http://t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/23752/penalaran1.ppt
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18039/Induksi.ppt
Kelas : 3 EB 22
NPM : 28210356
TUGAS
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif
bertumpu pada kenyataan-kenyataan yang masuk akal atau empiris dan pengalaman
dilapangan. Jadi,penalaran induktif adalah suatu penalaran yang sifatnya
bertolak dari pernyataan-pernyataan yang sifatnya umum sehingga dapat
menghasilkan suatu kesimpulan yang bersifat umum. Dengan kata lain,kesimpulan
tersebut tidak lebih dari khusus atas suatu pernyataan. Dibawah ini ada
beberapa penalaran induktif antara lain :
I. Generalisasi
Adalah suatu penalaran yang menggunakan sifat tertentu dalam membuat suatu pernyataan yang sifatnya tertentu sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang bersifat umum.
Adapun generalisasi
dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Generalisasi tidak sempurna / loncatan induktif
fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada
2. Generalisasi sempurna / tanpa loncatan induktif
fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan
Generalisasi yang baik harus telah melewati pengujian :
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
1. Generalisasi tidak sempurna / loncatan induktif
fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada
2. Generalisasi sempurna / tanpa loncatan induktif
fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan
Generalisasi yang baik harus telah melewati pengujian :
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
contoh dari
generalisasi adalah :
kambing adalah hewan pemakan rumput
kuda adalah hewan pemakan rumput
sapi adalah hewan pemakan rumput
generalisasi : semua hewan berkaki empat adalah hewan pemakan rumput
kambing adalah hewan pemakan rumput
kuda adalah hewan pemakan rumput
sapi adalah hewan pemakan rumput
generalisasi : semua hewan berkaki empat adalah hewan pemakan rumput
II Hipotesa
Hipotesa adlaah kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta lebih lanjut
III Teori
Teori adalah azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena yang ada.
Teori adalah azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena yang ada.
IV Salah Nalar
Salah nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid
Salah nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid
V Analogi Induktif
Analogi Induktif adalah emikiran yang mengelompokan suatu kesamaan lalu kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Tujuanya adalah untuk meramalkan kesamaan, menyingkapkan kekeliruan, menyusun sebuah klasifikasi.
Contoh :
Vera adalah bintang iklan
Vera memiliki paras cantik
Nita adalah bintang iklan
Nita memiliki paras
cantik
Oleh sebab itu,Nita memiliki paras cantik
VI Hubungan Kausal
Adalah suatu penalaran yang disebabkan dari gejala yang saling berkaitan satu sama lain. Dibawah ini ada 3hubungan antarmasalah yaitu sebagai berikut :
Oleh sebab itu,Nita memiliki paras cantik
VI Hubungan Kausal
Adalah suatu penalaran yang disebabkan dari gejala yang saling berkaitan satu sama lain. Dibawah ini ada 3hubungan antarmasalah yaitu sebagai berikut :
·
Sebab-akibat
Sebab-akibat mempunyai pola A yang menyebabkan B. kedua hubungan ini juga dapat berpola A yang menyebabkan B,C,D dan seterusnya. Jadi, peristiwa tersebut mempunyai efek dari satu kejadian yang dianggap sebagai penyebab yang kadang lebih dari satu
Sebagai contoh :
hujan tahun ini sudah mengguyur desa kami. Air sungai pun ikut berangsur naik . jalan dan halaman rumah kami pun sudah dibajiri dengan air hujan. Akhirnya, banjir pun telah melanda desa kami.
Sebab-akibat mempunyai pola A yang menyebabkan B. kedua hubungan ini juga dapat berpola A yang menyebabkan B,C,D dan seterusnya. Jadi, peristiwa tersebut mempunyai efek dari satu kejadian yang dianggap sebagai penyebab yang kadang lebih dari satu
Sebagai contoh :
hujan tahun ini sudah mengguyur desa kami. Air sungai pun ikut berangsur naik . jalan dan halaman rumah kami pun sudah dibajiri dengan air hujan. Akhirnya, banjir pun telah melanda desa kami.
·
Akibat-sebab
Akibat-sebab sering kita jumpai pada peristiwa seseorang yang alergi . alergi merupakan akibat dan makanan merupakan sebab ,sehingga mirip dengan entimen. Jadi penalaran akibat-sebab seperti ini dan kejadian peristiwa tersebut dapat dijadikan sebagai simpulan.
Akibat-sebab sering kita jumpai pada peristiwa seseorang yang alergi . alergi merupakan akibat dan makanan merupakan sebab ,sehingga mirip dengan entimen. Jadi penalaran akibat-sebab seperti ini dan kejadian peristiwa tersebut dapat dijadikan sebagai simpulan.
·
Akibat-akibat
Adalah penalaran yang dapat menyiratkan suatu penyebabnya. Suatu peristiwa “akibat” dapat langsung disimpulkan sebagai suatu “akibat” yang lainnya.
Sebagai contoh:
Ibu mendapatkan Nita sedang bermain diluar rumah, sehingga ibu beranggapan bahwa Nita baik-baik saja
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/penalaran-induktif-36Adalah penalaran yang dapat menyiratkan suatu penyebabnya. Suatu peristiwa “akibat” dapat langsung disimpulkan sebagai suatu “akibat” yang lainnya.
Sebagai contoh:
Ibu mendapatkan Nita sedang bermain diluar rumah, sehingga ibu beranggapan bahwa Nita baik-baik saja
http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/induksi-dan-deduksi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/penalaran-deduktif-dan-induktif-7/
http://t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/23752/penalaran1.ppt
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18039/Induksi.ppt